![]() |
Masjid Al-Azhar Kairo |
Al-Azhar memberikan peranan yang sangat besar terhadap kehidupan Mesir selama 1000 tahun. Al-Azhar telah melahirkan banyak pemimpin besar, filusuf, sarjana, dan tokoh politik serta orang terkenal. Pada abad 9 Hijriyah, Al-Azhar mencapai puncak kejayaannya. Al-Azhar merupakan pemimpin madrasah-madrasah dan dianggap sebagai perguruan tinggi terbesar yang tidak ada tandingannya,
Dinasti Fathimiyah
Pada masa dinasti ini, Al-Azhar digunakan untuk penyebaran ajaran Islam beraliran Syi'ah. pada masa ini, kelas di Al-Azhar dibagi menjadi 4. Pertama, kelas untuk mempelajari Al-Qur'an dan penafsirannya. Kedua, kelas para mahasiswa untuk mengikuti pelajaran dengan dosen masing-masing. Ketiga, kuliah darul hikam, kelas diberikan oleh para mubalig, pada hari senin, dibuka untuk umum dan pada hari kamis dibuka untuk mahasiswa pilihan. Keempat, kelas nonformal yaitu kelas untuk pelajar wanita.
Mahasiswa Al-Azhar dilarang untuk mempelajari mazhab lain selain Syi'ah. bahkan ada mahasiswa yang dipenjara karena menyimpan kitab Al-Muwattho’ karya monumental Imam Malik.
Dinasti Ayyubi
Pada awal masa dinasti Ayyubi, Universitas Al-Azhar ditutup oleh Sholahuddin al-Ayyubi. ia mengikuti faham sunni. Al-Azhar ditutup sebagai tempat shalat jum'at dan juga ditutup sebagai lembaga pendidikan.
Dinasti Mamalik
Pada masa dinasti ini, terjadi serangan secara besar-besaran dari pasukan Mongol. sehingga banyak ulama yang mencari perlindungan ke Al-Azhar. Hal tersebut membuat Al-Azhar menjadi penting. sejak saat itu, banyak pelajar-pelajar dan negara-negara islam yang tertarik menjadi mahasiswa dan belajar di Al-Azhar.
Setelah 98 tahun ditutup oleh Sholahuddin al-Ayyubi, seorang amir yang tinggal tidak jauh dari Al-Azhar mengusulkan kepada Sultan al-zahir Baibars untuk membuka kembali Al-Azhar untuk shalat Jumat. usulan itu diterima dan sang amir pun mengeluarkan uangnya sendiri untuk memperbaiki Al-Azhar. semenjak itu, Al-Azhar sering dikunjungi para ulama dari luar dan digunakan untuk belajar dan mengajar, seperti Ibn Khaldun, Abu al-‘Abbas Ahmad al-Qalqasyandi, dan Jalal al-Din al-Suyuthi. sejak dibuka kembali, faham Al-Azhar pun diganti menjadi Sunni.
Peran Al-Azhar
Tentu saja Al-Azhar sampai saat ini telah melahirkan banyak ulama yang tidak diragukan lagi dari segi pengetahuannya dan telah banyak menyumbangkan pengetahuannya baik ulama dari Mesir maupun dari daerah lain. Diantara ulama-ulama yang telah dilahirkan Al-Azhar adalah Izauddin bin Abdissalam, Imam Subkhi Jallaludin As- Suyuti, dan Al Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani.
Demikianlah yang bisa saya ulas kali ini, yaitu mengenai Universitas Al-Azhar Kairo yang masih bertahan sampai sekarang semenjak peradaban Islam di Mesir.
Terimakasih telah membaca^^
Comments
Post a Comment